Sebagai daerah kepulauan, Kota Batam telah sejak lama dikembangkan sebagai kawasan industri, utamanya sektor perkapalan. Letak geografisnya yang dekat dengat Selat Melaka, juga jadi alasan perkapalan jadi salah satu sektor industri prioritas untuk dikembangkan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Lebih lagi pasca-pandemi Covid-19, geliat ekonomi kembali bergairah pada berbagai sektor. Pemulihan ekonomi ini turut pula menggairahkan perdagangan sektor maritim yang akhirnya membuat lonjakan pekerjaan industri shipyard, termasuk di Batam.
Hal yang tentu saja membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi Batam, dan baik bagi iklim investasi. Namun, bagi industri maritim, iklim investasi Batam juga memegang faktor penting mempertahankan industri ini sebagai kekuatan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja.
Secara angka, tren industri maritim termasuk galangan kapal di Batam mengalami peningkatan hingga 498 persen selama periode April 2021 hingga April 2022. Penguatan itu juga didukung data perdagangan di sektor maritim dengan peningkatan layanan ship to ship (STS) atau alih muat barang dari kapal ke kapal yang meroket 757 persen selama Januari-September 2022.
Industri galangan kapal di Batam memang setiap tahunnya selalu bertumbuh dan berkembang secara signifikan. Hal ini dipicu dari iklim investasi yang aman dan nyaman sehingga mampu menarik investasi dari berbagai negara dan sektor untuk beroperasi di Kota Batam.
Jika dirinci, industri maritim di Batam meliputi galangan kapal, jasa perawatan, perbaikan, dan overhaul, dan pabrik komponen mesin dan listrik. Kehadiran industri maritim ini kemudian menjadikan Batam sebagai salah satu kawasan pusat galangan kapal yang menggunakan teknologi tinggi dan tenaga ahli berpengalaman. Kapal buatan industri ini bahkan digunakan untuk kebutuhan nasional dan internasional.
Tidak hanya menggerakkan roda ekonomi, industri maritim Batam juga berperan penting dalam mendukung keselamatan dan kelancaran industri pelayaran, mewujudkan konektivitas antarwilayah melalui penguatan sarana transportasi laut, dan memberikan multiplier effect lainnya.
Industri maritim Batam sendiri sudah ada sejak 1980-an, dan seiring berkembangnya kawasan ini, jumlahnya terus bertambah. Hingga kini jumlahnya mencapai lebih dari 135 industri dan tersebar di berbagai wilayah di Batam, serta dibagi menjadi beberapa jenis produksi.
Namun, secara geografis, umumnya industri ini berfokus di kawasan Batu Ampar, Kabil, Sekupang, dan Tanjung Uncang. Jenis produksi industri ini pun beragam, mulai dari Patrol Vessel, Platform Supply Vessel Tugboat, Single Point Mooring Bouy, Pipelay Vessel, Self Propelled Berge, Jack Up Drilling Rigs, Offshore Module, Anchor Handling Tug and Supply, Livestock Carrier dan lainnya.
Untuk kebutuhan dalam negeri, industri maritim Batam telah banyak menorehkan prestasi. Salah satunya ialah membuat kapal kepresidenan KRI Bung Karno-369, yang menggantikan KRI Barakuda-633 yang telah bertugas selama 30 tahun.
KRI Bung Karno-369 memiliki peran sangat penting, karena tidak hanya menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Tetapi juga memastikan keamanan dan keselamatan kepala negara yang on board. Kapal buatan Batam ini dapat pula difungsikan sebagai kapal kepresidenan untuk mendukung berbagai kegiatan protokoler dan tugas diplomatik kenegaraan.
Kehadiran industri meritim Batam pun diharapkan bisa menjadi solusi mengurangi ketergantungan dengan negara lain dalam pengadaan, serta pembuatan kapal. Oleh karenanya, BP Batam sepenuhnya mendukung industri maritim untuk terus berkembang guna membantu menggerakkan roda ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kini, lewat sederet perkembangan infrastrutur dan inovasi pelayanan yang dilakukan BP Batam, industri maritim tampaknya sudah berada di jalur yang baik. Pertumbuhan serta perkembangannya ke depan, diharapkan pula membawa Kota Batam mangarungi dunia.