Kota Batam tak ubahnya kawasan yang menyimpan banyak potensi alam bahari. Dengan sederet kemajuan infrastruktur daral, laut dan udaranya, daerah kepulauan ini kemudian memainkan peran penting dalam sektor pariwisata Indonesia. Menjadikannya salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.
Lebih lagi letak strategisnya yang tak jauh dari Selat Malaka, membuat Batam dapat dengan mudah dicapai. Tidak hanya oleh wisatawan mancanegara, tetapi juga oleh pelancong dari seluruh Indonesia. Oleh karenanya, Batam seringpula dijadikan sebagai titik lompatan wisatawan domestik yang hendak ke negeri tetangga.
Namun, Kota Batam tak pula kemudian menjadi titik transit belaka. Ia lebih dari itu lantaran menyimpan ragam objek wisata seperti pantai berpasir, hutan mangrove, mal, kuliner khas Melayu, hingga wisata sejarah dan agama.
Dari sisi alam, dengan rimbunan hutan mangrove yang ada, Kota Batam memiliki potensi destinasi wisata yang dapat dikemas menjadi jalur treking wisatawan. Potensi ini dapat dilihat pada dua lokasi wisata mangrove di Kampung Terih dan Bakau Serip Nongsa Pandang Tak Jemu. Dua objek wisata alam ini bahkan didukung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, masuk dalam 50 besar Anugrah Wisata Indonesia (ADWI) 2022 serta menjadi destinasi ekowisata pilihan bagi wisatawan baik nusantara juga mancanegara di Batam.
Objek wisata yang punya daya tarik sendiri ialah wisata sejarah yang masih dapat dilihat sebagai peninggalan masa lampau. Salah satunya adalah Rumah Limas Potong yang berada di Kampung Melayu, Batu Besar, Nongsa yang memuat banyak nilai historis Melayu. Tak ayal, Rumah Limas Potong pun ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi, bersama dengan tiga peninggalan lainnya yakni Komplek Makam Keturunan Nong Isa, dan Makam Temenggung Abdul Jamal di Pulau Bulang Lintang.
Selain itu, terdapat pula Camp Vietnam yang berlokasi di Galang. Camp Vietnam merupakan tempat penampungan para pengungsi Vietnam yang dibangun oleh PBB lewat United Nation High Commissioner of Refugees (UNHCR) pada 1975. Objek wisata sejarah satu ini menyimpan banyak kisah tentang bagaimana puluhan ribu pengungsi Vietnam hidup dan tinggal di Batam selama beberapa tahun.
Sebagai Kawasan wisata dengan nilai sejarah yang tinggi, BP Batam kemudian mengusulkan agar Camp Vietnam masuk dalam nominasi program registrasi arsip sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB) pada 2021. MKB sendiri adalah program khusus yang memfasilitasi pengajuan arsip sebagai warisan dokumenter yang memiliki nilai signifikansi nasional bangsa Indonesia. Sebanyak 81 arsip dan 1.288 foto telah dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian Dewan Pakar menjadikan Arsip Pengungsi Pulau Galang sebagai MKB. Setahun berselang, Camp Vietnam di Pulau Galang ini pun resmi menerima Anugerah Memori Kolektif Bangsa.
Dengan masyarakat yang heterogen dan beragam, Kota Batam memiliki sejumlah objek wisata religi seperti Patung Dewi Kwan Im, Pura Agung Amertha Buana, Vihara Duta Maitreya Monastery, GPIB Immanuel Batam, Klenteng Tua Pek Kong, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, dan Masjid Tanwirun Naja atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Tanjak.
Masjid Tanjak sendiri baru saja diresmikan tahun lalu oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartato serta didampingi langsung oleh Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Berdiri di atas lahan seluas 15.100 meter persegi, Masjid Tanwirun Naja pun diharapkan tak hanya menjadi sarana ibadah umat Muslim saja. Tetapi juga menjadi ikon baru wisata religi di Batam
Untuk menambah daya tarik, Kota Batam juga memiliki kalender event pariwisata tiap tahunnya. Pada tahun ini saja, Batam memiliki setidaknya 135 event berskala nasional dan internasional. Seperti Tour de Batam, Batam Triathlon, Wonderfood Ramadan, serta Kenduri Seni Melayu yang ikonik.
Sektor pariwisata ini kemudian mendapat dukungan penuh dari Badan Pengusahaan (BP) Batam. Ragam infrastruktur lalu dibangun untuk mengembangkan Batam menjadi kawasan yang berdaya saing, dan menarik untuk dikunjungi. Dukungan itu dapat dilihat salah satunya dari keseriusan BP Batam membangunun jalan raya.
Hal ini menjadi penting lantaran pembangunan dan penataan jalan yang telah dan sedang dikerjakan BP Batam, bertujuan untuk menyiapkan Batam menjadi kawasan modern, merangsang kegiatan ekonomi dari hulu ke hilir, serta mendukung konektivitas aktivitas perdagangan dan industri pariwisata.
Kemajuan Batam juga membuatnya dapat dijangkau dengan mudah oleh wisatawan mancanegara, utamanya lewat jalur udara. Pada awal tahun lalu, Batam resmi membuka jalur penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia melalui Bandara Internasional Hang Nadim. Terbaru, rute penerbangan Batam–Incheon, Korea Selatan pun resmi dibuka. Hal yang menjadi wujud nyata komitmen BP Batam menghadirkan dan memperluas konektivitas penerbangan internasional, mengeksplor iklim investasi, dan destinasi pariwisata di Batam ke mancanegara.
Pengembangan Batam kini pun tampaknya sudah menujukkan hasil positif, dan arus kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara jadi tolok ukurnya. Menjadikan Batam kawasan yang berdaya saing dengan ragam potensi wisata di dalamnya.