Seiring perkembangannya, Kota Batam kini semakin tersohor dengan segala kemajuannya di berbagai bidang. Pengembangannya lebih dari 5 dekade silam oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam, menuai hasil positif nan gemilang hari-hari ini.
Namun, capaian-capaian dan pengembangan itu tidak berhenti pada satu titik. Melainkan terus dilakukan guna menjadikan Batam sebagai salah satu roda perekonomian nasional. Untuk itu, Pelabuhan Batu Ampar kemudian secara serius mulai dikembangkan, guna disiapkan menjadi hub logistik internasional.
Teranyar, direct call atau pelayaran langsung ke China dari Batam dibuka secara resmi sebagai langkah strategis menjadikan kawasan ini menjadi hub logistik internasional. Dengan konektivitas yang semakin baik dan biaya logistik yang lebih murah, Batam siap menarik lebih banyak investor dan meningkatkan geliat ekonomi.
Direct call merupakan pelayaran langsung peti kemas yang menghubungkan pelabuhan dalam negeri dengan pelabuhan tujuan di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan manapun. Hal ini menandakan lompatan besar bagi Batam, yang sebelumnya harus melalui Singapura untuk melakukan ekspor dan impor ke China.
Peresmian ini diawali dengan sandarnya kapal MV SITC Hakata, yang dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC) China, di Pelabuhan Batu Ampar. Kapal dengan bobot 23.000 GT ini membawa 168 kontainer dari China ke Batam, dan akan mengangkut 100 kontainer milik Ecogreen dari Batam ke China. Direct call ini pun akan rutin berlayar satu kali dalam seminggu. Hal yang diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Batam yang terus membaik dalam beberapa tahun belakangan.
Dengan peresmian pelayaran ini, diharapkan seluruh perusahaan di Batam bisa memanfaatkan pelayaran langsung ke negeri tirai bambu tersebut. Tidak hanya ke China, tetapi juga ke beberapa negara lainnya. Sehingga biaya logistik dari Batam ke sejumlah negara bisa lebih murah seperti ekspor ke China saat ini.
Di sisi lain, sebagai salah satu infrastruktur andalan dan hub logistik internasional di Kota Batam, Pelabuhan Batu Ampar Batam juga terus berbenah untuk meningkatkan volume kegiatan bongkar-muat barang.
Untuk itu BP Batam bersama PT Persero Batam tengah membangun Container Yard (CY) dan infrastruktur Terminal Peti Kemas Batu Ampar. Pembangunan ini merupakan bagian dari pengembangan Tahap II Pelabuhan Batu Ampar, dengan kapasitas kontainer direncanakan mencapai 900.000 TEUs per tahunnya.
Adapun rencana pembangunan CY ini merupakan hasil dari penandatanganan kerja sama antara BP Batam dan PT Persero Batam pada 31 Agusus 2023 lalu dengan jangka waktu 37 tahun dan menjadi titik awal transformasi Pelabuhan Batu Ampar menjadi Terminal Peti Kemas yang berstandard internasional dan modern.
Setidaknya terdapat tiga tahap transformasi Pelabuhan Batu Ampar. Pertama, pembangunan CY seluas 12 hektare, kedua, pembangunan Suprastruktur dengan penambahan jumlah 4 Ship to Shore (STS) Crane, dan 10 Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane. Lalu terakhir, peningkatan produktivitas dan konektivitas.
Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar menjadi hub logistik internasional ini pun, tak lepas dari peran Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, yang optimis pada peningkatan aktivitas ekspor-impor melalui jalur pelayaran. Di sisi lain, pengembangan Pelabuhan Batu Ampar dilihat pula sebagai momentum mengembangkan rute-rute pelayaran internasional lainnya.Lewat kebijakan strategis dan dukungan banyak pihak, kini Pelabuhan Batu Ampar telah bertransformasi sepenuhnya. Sebuah langkah progresif yang bakal menjadikan Batam terus berkembang, dan memainkan peran penting dalam industri maritim dunia.