Perkembangan zaman tentu juga membawa dampak bagi aspek kehidupan lainnya. Salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan manusia. Semakin beragamnya kebutuhan manusia membuat kebutuhan energi juga semakin meningkat. Keadaan ini tidak dapat dipungkiri lagi. Salah satu kebutuhan yang mengalami kenaikan drastis adalah pasokan listrik. Para pelanggan, baik rumah tangga maupun industri, tentunya mengharapkan pasokan listrik yang stabil. Hal ini tentu menjadi catatan penting bagi BP Batam dalam memberikan kenyamanan kepada para investor di Batam. Dengan adanya peningkatan investasi serta semakin banyaknya industri, BP Batam tidak bisa hanya mengandalkan pasokan listrik dengan cara konvensional yang berupa energi tak terbarukan.
BP Batam bergerak cepat dalam melihat fenomena tersebut. Kebutuhan listrik harus segera dipenuhi agar pertumbuhan investasi tidak stagnan di titik tertentu saja, lebih-lebih setelah dihantam badai pandemi global yang luar biasa. Sehingga mau tidak mau, Batam harus segera bangkit dari kelesuan ekonomi yang sempat melanda. BP Batam segera melakukan inovasi dengan melakukan diversifikasi bidang investasi dari yang telah ada sebelumnya. Bidang energi terbarukan menjadi salah satu upaya untuk menggaet para investor masuk ke Batam.
Peluang Investasi Energi Terbarukan
Keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki oleh Batam tidak menyurutkan langkah untuk mampu memenuhi kebutuhan energi. BP Batam pun menggagas adanya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung yang berada di waduk. Dalam proyek pembangunan PLTS terapung tersebut, ada dua waduk yang digunakan. Yang pertama adalah Waduk Tembesi dengan nilai investasi mencapai USD 470 juta. Kapasitas listrik yang dihasilkan diperkirakan mencapai 333 Megawatt-peak. Dalam tahapan awal, hanya memanfaatkan 5 persen dari luasan waduk. Namun ke depannya, luasan waduk yang digunakan akan semakin bertambah, mengingat proyek ini berkelanjutan hingga tiga sampai empat tahun.
Waduk kedua yang menjadi pemasangan PLTS terapung adalah Waduk Duriangkang. Proyek pembangunannya mencapai nilai Rp 29 triliun. Nantinya, PLTS yang berada di Waduk Duriangkang akan mampu mengekspor energi listrik ke Singapura. Energi terbarukan yang dihasilkan berdaya 2.2 GWp FPV dan 4.000 MWhr ESS di Waduk Duriangkang. Bahkan, digadang-gadang akan menjadi Floating Photovoltaic System (FPV) dan Energy Storage System (ESS) terbesar di dunia secara global hingga saat ini.
Diharapkan dengan adanya investasi di bidang energi terbarukan dapat memberikan manfaat bagi Batam dalam mengurangi penggunaan emisi karbon, mendorong tercapainya target penggunaan energi terbarukan, meningkatkan kapasitas kesediaan listrik Batam, memberikan dukungan bagi industri lainnya, serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Selain itu, adanya peluang baru investasi di bidang energi terbarukan membuat posisi Batam semakin sejajar dengan negara yang mengusung konsep energi ramah lingkungan.
Revolusi yang dilakukan oleh BP Batam dengan membangun PLTS terapung masih dalam tahap awal. Pastinya dibutuhkan dukungan oleh berbagai pihak untuk mewujudkan rancangan kerja yang sudah dibuat. Adanya pembangunan PLTS merupakan sebuah langkah taktis dan strategis dalam merespons isu-isu terkini yang ada. Berawal dari sebuah tantangan, BP Batam mampu mengubahnya menjadi sebuah kesempatan. PLTS yang dibangun hendaknya akan menjadi sebuah era baru dalam pemenuhan kebutuhan energi di Batam. Dengan tangan terbuka pula, BP Batam siap menyambut kehadiran para investor untuk menanamkan investasinya untuk pengembangan pembangunan PLTS terapung. Sebuah investasi untuk masa depan dengan mengedepankan lingkungan. Semoga upaya baik yang dilakukan oleh BP Batam akan memberikan dampak yang signifikan bagi Batam dan sekitarnya. (*)
