Nelson, menjelaskan, dalam satu platform terintegrasi yang melibatkan regulator, seperti BP Batam, KPU Bea Cukai Batam, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam, Kantor Imigrasi Batam dan Balai Karantina Batam, pengguna jasa cukup satu kali melakukan input data yang akan secara otomatis terhubung dengan platform di instansi lainnya.
“Di tahap awal, BLE digunakan untuk kegiatan layanan ship to ship/ floating storage unit (FSU) dan kini juga digunakan untuk layanan kegiatan lainnya seperti penataan logistik,” imbuh Nelson.
BLE yang merupakan bagian dari NLE ini menjadi wadah yang mempertemukan komunitas logistik. Platform ini memfasilitasi importir dan eksportir dapat melihat dan memilih harga dan kualitas atas ketersediaan truk, vessel, dan warehouse dalam satu aplikasi, dari hulu hingga hilir.
Jika penerapan BLE ini berjalan dengan baik, Nelson tak memungkiri bahwa sistem ini akan diduplikasi di kota-kota lainnya dan terintegrasi dalam sistem induk bernama National Logistic Ecosystem (NLE).
Selain memberikan kemudahan bagi pengguna jasa karena lebih efisien dari segi pengisian data, ia berharap penerapan BLE maupun NLE nantinya dapat berimplikasi pada penurunan biaya logistik.
“Efisiensi waktu dalam hal pengurusan administrasi membuat pelayanan juga lebih cepat sehingga biaya-biaya yang tidak resmi bisa diminimalisir sehingga biaya logistik dapat lebih murah,” ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, implementasinya, Pelabuhan Batu Ampar Batam dalam waktu dekat akan menerapkan Auto Gate System untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien bagi para penguna jasa.
Dikatakannya, peluncuran ini akan dilakukan bersama KPU Bea Cukai Batam.
Auto Gate System sendiri merupakan fasilitas pelabuhan yang menggunakan sistem otomasi sehingga pengguna jasa yang akan masuk dan keluar dari area pelabuhan akan terekam secara otomatis di sistem tanpa perlu mengantre, yang kerap menyebabkan kemacetan di ruas jalan Batu Ampar.
Penerapan Auto Gate System yang dijadwalkan akan diluncurkan pada akhir Januari 2021 ini menjadi bukti bahwa BP Batam, melalui Badan Usaha Pelabuhan, terus berupaya mengubah wajah Batu Ampar. Pada tahun 2020, BUP BP Batam juga telah menerapkan digitalisasi dalam pelayanan jasa kepelabuhanan. (fpn/mir)
Batam, 8 Januari 2021