Sebagai kawasan strategis yang terletak di jalur perdagangan internasional Selat Malaka, Batam memiliki posisi yang sangat menguntungkan dalam peta logistik dunia. Statusnya sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) menjadikan Batam memiliki fleksibilitas dan daya tarik tinggi bagi investor global, terutama di sektor logistik, pergudangan, dan manufaktur. Infrastruktur yang terus dikembangkan mulai dari pelabuhan laut, bandara internasional, hingga jaringan jalan dan kawasan industri menjadi fondasi kuat dalam mendorong transformasi Batam sebagai simpul utama distribusi barang dan jasa di kawasan Asia Tenggara. Dengan konektivitas yang solid menuju Singapura, Malaysia, dan pasar utama Asia Timur, Batam kini membangun reputasi sebagai hub perdagangan internasional yang efisien, kompetitif, dan modern.
Di bawah kepemimpinan Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dan Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, BP Batam kian menunjukkan komitmen untuk memperkuat daya saing Batam melalui percepatan transformasi infrastruktur dan sistem logistik terpadu. Keduanya menegaskan bahwa penguatan sektor transportasi udara dan laut merupakan langkah strategis untuk menjadikan Batam sebagai gerbang logistik Indonesia menuju dunia. Dalam kerangka tersebut, Kedeputian Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang di bawah komando seorang Jenderal Polisi Bintang Dua, Ruslan Aspan, menjalankan peran sentral menyelaraskan kebijakan, mendorong efisiensi operasional, serta mengintegrasikan sistem logistik antarmoda untuk menciptakan konektivitas yang modern dan berkelanjutan.
Upaya ini bukan hanya bertujuan menjadikan Batam sekadar titik transit, melainkan pusat distribusi global yang mampu menggerakkan arus perdagangan internasional dengan cepat, efisien, dan berstandar kelas dunia. Melalui strategi yang terukur dan kolaboratif, BP Batam bertekad menjadikan Batam sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional dan ikon transformasi logistik Indonesia.
Dalam mengimplementasikan visi besar tersebut, Kedeputian Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang menetapkan sejumlah pilar strategis sebagai arah kebijakan utama. Pilar-pilar ini menjadi fondasi bagi terciptanya sistem logistik terpadu yang efisien, modern, dan berdaya saing internasional. Setiap pilar dirancang untuk menjawab tantangan nyata di lapangan, mulai dari peningkatan infrastruktur, integrasi sistem digital, hingga penguatan kerja sama dengan mitra strategis dalam dan luar negeri.
- Penguatan Infrastruktur Bandara dan Pelabuhan
Sebagai fondasi utama pengembangan Batam menuju hub logistik global, penguatan infrastruktur bandara dan pelabuhan menjadi prioritas strategis. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kapasitas layanan, tetapi juga menghadirkan efisiensi dan daya saing untuk menarik arus logistik internasional.
Pada sektor udara, Bandara Internasional Hang Nadim tengah dikembangkan menjadi ekosistem terpadu yang mencakup layanan kargo, penumpang, dan industri MRO (Maintenance, Repair & Overhaul). Di bawah pengawasan Ruslan Aspan, pengembangan ini diarahkan agar kawasan Bandara Hang Nadim dapat menjadi pusat MRO terbesar di Asia Tenggara, sekaligus mendukung aktivitas ekspor-impor bernilai tinggi melalui jalur udara. Transformasi ini meliputi peningkatan fasilitas terminal, area kargo, serta digitalisasi layanan untuk mempercepat arus logistik dan mobilitas penumpang.
Sementara itu, di sektor maritim, Pelabuhan Batu Ampar mengalami peningkatan kapasitas signifikan melalui modernisasi peralatan dan sistem operasional. Pemasangan Ship-to-Shore (STS) Crane, perluasan lapangan penumpukan kontainer, serta penerapan Batam Terminal Operating System (B-TOS) mempercepat proses bongkar muat dan menekan waktu sandar kapal. Inovasi ini menjadikan Pelabuhan Batu Ampar sebagai tulang punggung utama konektivitas maritim Batam, mendukung aktivitas ekspor-impor serta pertumbuhan investasi kawasan.
- Digitalisasi dan Efisiensi Operasional
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan sistem logistik berstandar global, Kedeputian ini menempatkan digitalisasi dan efisiensi operasional sebagai pilar utama transformasi. Implementasi sistem digital seperti Batam Terminal Operating System (B-TOS) membuat seluruh proses Pelabuhan dari penjadwalan kapal, manajemen kontainer, hingga pelacakan kargo menjadi lebih cepat dan transparan.
Dengan sistem ini, waktu tunggu kapal (berthing time) berhasil ditekan hingga 50%, meningkatkan efisiensi dan keandalan layanan pelabuhan. Dampaknya, laporan kinerja semester I tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan positif: volume kontainer naik 15%, general cargo meningkat 12%, serta jumlah kunjungan kapal barang dan penumpang turut tumbuh signifikan.
Ke depan, digitalisasi akan terus diperluas mencakup bandara dan jalur distribusi darat guna menciptakan ekosistem logistik intermoda terpadu yang mendukung visi Batam sebagai hub logistik dan perdagangan dunia.
- Sinergi Stakeholder dan Penguatan Layanan
Keberhasilan transformasi logistik Batam bergantung pada sinergi antar-stakeholder yang solid. Kedeputian Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang secara konsisten menggelar rapat koordinasi dengan jajaran internal BP Batam, operator pelabuhan, otoritas bandara, serta instansi CIQP (Customs, Immigration, Quarantine, and Port Authority) untuk memastikan seluruh proses berjalan lancar, produktif, dan terkoordinasi.
Pendekatan kolaboratif ini menegaskan komitmen BP Batam dalam menghadirkan pelayanan terintegrasi yang profesional dan berstandar internasional, sekaligus memperkuat citra Batam sebagai kawasan dengan tata kelola logistik yang andal dan efisien.
- Membuka Kerja Sama Internasional & Logistik Global
Dalam upaya memperkuat posisi Batam sebagai hub logistik internasional, Kedeputian Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang secara aktif menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis dari luar negeri. Langkah ini bertujuan memperluas konektivitas global sekaligus menarik Foreign Direct Investment (FDI) di sektor logistik, transportasi, dan pergudangan.
Salah satu wujud nyata kolaborasi tersebut adalah kunjungan delegasi Evergreen Marine (Asia) Pte. Ltd., perusahaan pelayaran ternama asal Taiwan, yang menyampaikan minat untuk membuka rute langsung pengiriman peti kemas dari Batam ke China dan Myanmar.
Sebagai langkah konkret dalam memperkuat konektivitas internasional, Pelabuhan Batu Ampar kini telah melayani sejumlah rute Direct Call.
- Rute pertama dioperasikan oleh kapal MV SITC Hakata Voy 2407N dengan kapasitas 1.032 TEUs, yang memulai pelayaran perdana langsung Batam – China pada 31 Maret 2024.
- Rute terbaru dilayani oleh kapal MV Sinar Bintan milik Samudera Shipping Line, yang membuka jalur Batam – Singapura – Port Klang – Yangon (Myanmar) sejak 22 Juli 2025.
Kehadiran layanan Direct Call ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan Batam sebagai pusat logistik maritim berdaya saing tinggi di kawasan Asia Tenggara. Inisiatif ini memperkuat posisi Pelabuhan Batu Ampar dalam jaringan perdagangan global, menjadikannya simpul utama pergerakan barang dan logistik internasional.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mendorong peningkatan aktivitas ekspor-impor dan efisiensi rantai pasok, tetapi juga membuka lapangan kerja baru, memperkuat ekosistem industri maritim dan logistik, serta menegaskan citra Batam sebagai pintu gerbang utama Indonesia menuju pasar internasional.
Menuju Ekosistem Logistik Terpadu dan Berkelanjutan
Dengan memperkuat kedua simpul utama melalui udara di Bandara Hang Nadim lewat Direktorat Pengelolaan Kawasan Bandara dan laut di Pelabuhan Batu Ampar di bawah Direktorat Pengelolaan Kepelabuhanan diharapkan dapat mewujudkan sejumlah sasaran strategis, yaitu:
- Meningkatkan daya saing nasional dan regional sebagai gateway ekspor-impor yang efisien bagi Indonesia, khususnya wilayah Sumatera dan Kepulauan Riau.
- Menarik investasi asing langsung (FDI) di sektor logistik, MRO (Maintenance, Repair & Overhaul), pergudangan, dan distribusi global.
- Menyediakan lapangan kerja berkualitas dan berkelanjutan bagi masyarakat Batam.
- Mewujudkan integrasi moda transportasi laut, darat, dan udara untuk membentuk ekosistem logistik intermoda yang efisien.
- Mendorong pertumbuhan sektor industri hilir yang memanfaatkan keunggulan akses logistik dan distribusi kawasan.
Selain itu, peran aktif dari Direktorat Lalu Lintas Barang dalam Kedeputian Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang sangat sentral, terutama dalam pengaturan alur barang impor/ekspor, pengawasan kepabeanan, penyederhanaan prosedur, serta pemanfaatan pelabuhan barang dan penumpang secara terintegrasi.
Sebagai bagian dari integrasi ini, layanan pelabuhan barang dikelola bersama pelabuhan penumpang dalam wilayah kerja BP Batam. Pada kategori pelabuhan penumpang, BP Batam mengelola sejumlah terminal ferry baik internasional maupun domestik, seperti:
- Pelabuhan Penumpang Internasional: Batam Centre, Sekupang, Teluk Senimba, Nongsapura, Harbour Bay.
- Pelabuhan Penumpang Domestik: Sekupang, Telaga Punggur, Harbour Bay.
Dari sisi operasional, tercatat bahwa pada Semester I 2025 jumlah penumpang yang dilayani di terminal ferry domestik dan internasional Batam mencapai 4.645.169 orang, tumbuh lebih dari 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, penumpang di terminal internasional tercatat sebanyak 2.568.698 orang, dan di terminal domestik 2.076.471 orang.
Sementara itu, pada sektor pelabuhan barang, volume peti kemas yang ditangani di wilayah kerja BP Batam pada Semester I 2025 mencapai 359.944 TEUs, naik lebih dari 15% dibanding periode sebelumnya.

Di bawah kepemimpinan Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dan Wakil Kepala BP Batam Li Claudia Chandra, bersama Kedeputian Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang, BP Batam bergerak dengan langkah strategis, sinergis, dan terukur untuk menjadikan Batam bukan sekadar kota industri, tetapi sebagai hub logistik dan perdagangan global yang sesungguhnya.
Dengan fondasi yang semakin kuat meliputi infrastruktur modern, digitalisasi layanan, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Batam kini siap memainkan peran lebih besar dalam rantai nilai global. Bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri, operator logistik, dan masyarakat, momentum ini menjadi pijakan nyata untuk mewujudkan visi bersama: Batam sebagai pintu gerbang Indonesia menuju dunia.