Sejak era tahun 1970, Kota Batam telah menjadi daya tarik bagi semua pihak. Pesatnya kemajuan yang dialami menjadikan Kota Batam ikon baru di kawasan barat Indonesia. Sebuah keputusan yang bijak dan tepat diambil pemerintah saat itu. Menjadikan Batam sebagai pusat investasi adalah langkah cerdas. Kemajuan yang dialami Batam juga berdampak kepada jumlah penduduk Kota Batam.
Keberanian pemerintah saat itu yang berniat mengubah Batam menjadi kawasan investasi juga disertai pembangunan infrastruktur. Perencanaan pun dilakukan dengan matang, hal ini menyebabkan para investor semakin tertarik dalam menanamkan modalnya di Batam. Industri dari segala lini mulai bermunculan di seantero wilayah Batam.
Munculnya kawasan industri baik dalam skala mikro maupun makro, pastinya membutuhkan tenaga kerja dalam menjalankan aktivitas produksinya. Pemenuhan sumber daya manusia berkaitan erat dengan jumlah penduduk Kota Batam. Secara tidak langsung, peningkatan jumlah industri akan memiliki efek pada naiknya jumlah angkatan kerja yang dibutuhkan dalam mengisi formasi tenaga kerja.
Jumlah Penduduk Kota Batam, Potensi untuk Kota Batam
Mengacu kepada Sensus Penduduk tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Batam sebanyak 1.196.396 jiwa per September tahun 2020. Namun, terdapat penurunan laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu 2010 hingga 2020 sebesar 2,32%. Padahal sebelumnya pada tahun 2000 hingga 2010, jumlah penduduk Kota Batam mengalami pertumbuhan hingga 7,64%.
Secara data dan angka, laju pertumbuhan penduduk yang ada di Kota Batam memang menunjukkan penurunan. Namun, di sisi lain, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 70,31%. Keadaan ini membuat Kota Batam masih berada dalam kondisi bonus demografi. Sebuah keadaan demografi yang membawa dampak positif bagi keberlangsungan investasi.
Muhammad Rudi sebagai Kepala BP Batam mempunyai gagasan untuk membuat link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Sehingga keduanya akan berkesinambungan satu dengan lainnya. Penduduk Kota Batam haruslah mendapatkan edukasi yang memadai dan siap dengan dunia kerja. Kini, Batam memiliki KEK di bidang penerbangan (Batam Aero Technic). KEK BAT memfokuskan kepada maintenance, repair, dan overhaul untuk pesawat terbang serta logistik.
Dalam proyeksi ke depannya, KEK BAT membutuhkan tenaga kerja sebanyak 9.976 orang pada tahun 2030. Pada bulan April 2022, penyerapan tenaga kerja baru mencapai 1.474 orang. Tentunya ini menjadi sebuah kesempatan besar bagi angkatan kerja produktif untuk bergabung di industri tersebut. Kolaborasi kurikulum dunia pendidikan dan kerja menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan.
Selain itu, KEK BAT juga melakukan kerja sama dengan Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO) sebagai sentral pendidikan dan pelatihan di bidang aviasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kualitas dan kapabilitas tenaga kerja untuk posisi mekanik dan teknisi pesawat udara. Dengan demikian, tenaga kerja yang berada dalam KEK BAT memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri penerbangan di luar negeri.
Kehadiran KEK BAT diharapkan mampu menarik maskapai penerbangan yang berada di Asia Pasifik untuk melakukan perbaikan armada yang dimilikinya di Batam. Dengan masuknya maskapai asing di KEK BAT, akan meningkatkan pendapatan yang ada di Kota Batam.
Jumlah penduduk Kota Batam dengan berbagai potensi yang dimilikinya merupakan aset yang harus dikembangkan. Tentunya dalam dunia investasi, angkatan kerja yang dimiliki oleh Kota Batam akan mampu mengisi posisi-posisi yang strategis dalam industri yang ada. Termasuk juga KEK yang terdapat di Kota Batam. Semoga dengan adanya bonus demografi akan membawa investasi ke level yang lebih tinggi!