Optimisme Mewujudkan Batam Kota Transhipment

Dengan letaknya yang strategis dekat dengan Selat Malaka, Batam memiliki potensi besar untuk menjadi kota transhipment internasional. Hal yang diperkuat pula dengan sejumlah pelabuhan yang memainkan peran penting dalam perekonomian nasional.

Selat Malaka sendiri merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia dan dilalui oleh ribuan kapal setiap harinya. Kondisi ini memberikan Kota Batam keunggulan yang signifikan dalam hal konektivitas dan aksesibilitas.

Sebagai daerah kepulauan, impian Batam mewujudkan diri sebagai kota transhipment ditopang oleh 6 pelabuhan penumpang, yang 5 di antaranya melayani rute internasional. Lalu juga ada 4 pelabuhan kargo yang terus berbenah dan bertranformasi, demi meningkatkan efisensi dan daya saingnya guna menarik lebih banyak investasi serta menggerakkan roda ekonomi.

Selain itu, Batam turut didukung oleh infrastruktur yang terus dikembangkan, seperti jalan raya terkoneksi dan fasilitas pendukung logistik lain. Dengan adanya kawasan industri yang berkembang pesat, Batam memiliki potensi besar untuk menjadi pusat distribusi barang-barang produksi dalam skala regional maupun internasional.

Upaya mewujudkan itu dapat terlihat dari pengembangan Pelabuhan Batu Ampar dan dibukanya pelayaran langsung peti kemas atau direct call Batam-China pada akhir Maret 2024 lalu. Dengan demikian, ekspor dan impor yang sebelumnya melalui Singapura, saat ini sudah bisa langsung menuju China.

Pelabuhan Batu Ampar memang tengah bertranformasi. Kawasan ini berupaya berkembang menjadi Pelabuhan Peti Kemas Batu Ampar dan mewujud jadi internasional transhipment port.

Setidaknya ada tiga tahapan dalam upaya mengembangkan pelabuhan ini menjadi transhipment port dengan memanfaatkan lintasan jalur perdagangan dunia di Selat Malaka dengan nilai investasi sebesar Rp3,8 triliun hingga tahun 2025.

Tahap pertama telah dimulai sejak November 2023-Juni 2025, ditandai dengan dioperasikannya Pelabuhan Batu Ampar oleh PT Persero Batam. Dalam tahap ini, Pelabuhan Batu Ampar fokus sebagai feeder ke Singapura dan Domestic Transhipment atau pelabuhan bongkar muat skala domestik.

Pasca pengoperasian oleh Persero Batam, waktu tambat kapal hanya 27 hingga 30 jam, lebih cepat dari sebelumnya yang mencapai waktu tambat kapal hingga 60 jam. Saat ini, pelabuhan hanya mampu melakukan bongkar muat kapal dengan kapasitas 1.000 TEUs. Produktivitas bongkar muat juga meningkat dengan menggunakan STS Crane dan HMC sebanyak 40-50 boks per jam.

Penerapan sistem digital Batam Terminal Operating System (B-TOS) oleh Persero Batam juga meningkatkan efektivitas layanan di Pelabuhan Batu Ampar. Dengan begitu, seluruh kegiatan pelayanan operasional dapat tercatat dan termonitor melalui sistem yang terintegrasi.

Pada tahap kedua, direncanakan mulai Juli 2025 hinga 2027, Pelabuhan Batu Ampar akan berfokus menjadi direct call. Pelabuhan ini mulai melakukan kegiatan bongkar muat kapal dengan kapasitas kontainer 2500 TEUs dan rute langsung ke beberapa destinasi internasional.

Untuk menopang bongkar muat kapal dengan kapasitas 2500 TEUs tersebut, Pelabuhan Batu Ampar akan mendatangkan empat unit container craine yang diproduksi perusahaan asal negeri tirai bambu, ZPMC (Shanghai Zhenhua Heavy Industries Company).

Selain itu, dalam tahap ini Pelabuhan Batu Ampar juga akan memperluas lapangan penumpukan seluas 9 hektare. Saat ini luas lapangan penumpukan hanya seluas 3,8 hektare sehingga perluasan lapangan akan menjadi 12 hektare lebih dan kedalaman alur kolam hingga 12 meter.

Kemudian tahap ketiga pada Juli 2028, Pelabuhan Batu Ampar akan dikembangkan sebagai international transhipment port. Kapasitas yang akan dibangun hingga tahun 2028 adalah 1,6 juta sampai 2 juta TEUs. Untuk menopang hal tersebut, dalam tahap ini akan dilakukan perluasan penumpukan kontainer seluas 20 hektare hingga total luasnya menjadi 32 hektare dan dermaga juga akan diperpanjang menjadi 1.650 meter.

Pada tahap ini pula akan dilakukan pendalaman alur kolam hingga 16 meter dan BP Batam akan menambah 6 unit container crane sehingga totalnya menjadi 11 unit. Untuk mencapai target 2 juta TEUs kontainer, diharapkan Pelabuhan Batu Ampar mampu menyandarkan kapal dengan kapasitas hingga 10.000 TEUs.

Dari sisi pelabuhan penumpang, BP Batam juga baru meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada awal Agustus 2024 dengan PT Metro Nusantara Bahari sebagai pengelola Pelabuhan Internasional Batam Center selama 25 tahun, dengan nilai investasi mencapai Rp3,8 triliun.

Belum sepekan berjalan, kerja sama itu pun langsung menunjukkan hasil positif. Dalam tiga hari pertama sejak pengoperasian, yakni Jumat hingga Minggu (2-4 Agustus 2024), terminal ini telah melayani sebanyak 23.000 penumpang.

Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, terus menunjukkan optimisme dalam mewujudkan Batam sebagai kota transhipment kelas dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan daya saing Batam, seperti pengembangan infrastruktur pelabuhan, penyederhanaan birokrasi, dan peningkatan kualitas pelayanan.Melalui upaya yang tengah berjalan, Batam diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi Indonesia, dan mewujud menjadi kawasan penghubung perdagangan dunia.

Bagikan:

Nomor telepon Pemadam Kebakaran

PBK Batu Ampar

PBK Duriangkang

PBK Sekupang

PBK Sagulung

PBK Sei Panas

Nomor Telepon RS BP Batam