Lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 62 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas PP Nomor 46 Tahun 2007, Muhammad Rudi resmi mengepalai Kepala BP Batam. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong investasi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah juga nasional.
Kebijakan itu kemudian langsung memberikan dampak positif, khususnya pada pertumbuhan ekonomi. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi Batam berada pada angka 5,92 persen. Lalu sempat turun ke angka -2,55 persen pada 2020 karena faktor pandemi Covid-19. Namun, angka itu kembali meningkat pada 2021 yang mencapai 4,75 persen. Hingga pada 2022, pertumbuhan ekonomi Batam tumbuh sebesar 6,84 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri dan nasional.
Sebagai catatan, meski sempat mengalami penurunan di awal-awal pandemi Covid-19, BP Batam malah berhasil membalikkan keadaan dengan meraup keuntungan di tahun 2021. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, perolehan nilai investasi mampu melebihi target yang ditetapkan. Pada triwulan 1 hingga 3, yakni di bulan Januari-September tahun 2021, kenaikan nilai investasi di Batam mencapai 12,4 persen. Pencapaian ini pun tidak dapat dilepaskan dari peran Kepala BP Batam, Muhammad Rudi yang selalu memiliki visi dan misi dalam rangka memajukan Batam.
Peningkatan dan pertumbuhan ekonomi itu pun tidak lepas dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan BP Batam dalam menyiapkan Batam menjadi daerah investasi bertaraf internasional.
Pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh BP Batam juga tidak berhenti pada beberapa fasilitas atau kawasan-kawasan tertentu saja, melainkan akan terus berkembang dan berlanjut sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor transportasi, yakni jalan raya.
Pembangunan jalan diharapkan dapat meningkatkan aksebilitas serta memperlancar pergerakan barang dan jasa. Selain itu, pembangunan infrastruktur ini juga turut terintegrasi dengan sektor lainnya seperti pariwisata dan kebutuhan masyarakat.
Beragam Pembangunan Infrastruktur dan Dampaknya pada Investasi
Selain jalan raya, BP Batam turut fokus pada peningkatan fasilitas yang ada di Pelabuhan Batu Ampar. Dengan tujuan agar memperbanyak daya tampung kontainer yang singgah di Batam, serta mempercepat proses bongkar muat barang.
Kemudian pembangunan terminal kargo di Bandara Hang Nadim juga turut dilakukan, sebagai upaya mendukung Batam menjadi hub logistik internasional. Selanjutnya, BP Batam tengah melakukan peningkatan kualitas Rumah Sakit BP Batam, Sekupang, dengan standar internasional. Hal yang bertujuan untuk mewujudkan integrated health tourism.
Pembangunan infrastruktur lainnya adalah peningkatan drainase. Sebagai kota dengan konsep modern city, dibutuhkan tata kelola air yang baik terlebih lagi di saat musim penghujan. Perbaikan dan peningkatan drainase dimaksudkan untuk mewujudkan zero run off. Sehingga saat hujan turun, diharapkan tidak ada air yang menggenang.
Dengan segala pembangunan infrastruktur yang memadai itu, nilai investasi di Batam kemudian terus bertumbuh. Berdasarkan catatan BP Batam, jumlah proyek pada Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Batam meningkat dengan persentase 100,97 persen. Berdasarkan negara, calon investor yang berkunjung ke Batam pun beragam dari tahun ke tahun.
Pada 2021, calon investor yang datang berasal dari Singapura, Tunisia, Kanada, China, Prancis, Australia, Swiss, UAE, dan Denmark. Lalu pada 2022 calon investor yang datang ke Batam berasal dari Hongkong, Singapura, Denmark, Dubai, Korea Selatan, India, dan Malaysia. Kemudian pada 2023 berasal dari Malaysia, Singapura, Jerman, Tiongkok, Hongkong, China, Taiwan, dan Rusia.
Sementara untuk peningkatan jumlah proyek PMA pada kuartal pertama tahun 2023, berkisar 826 proyek atau lebih banyak 415 proyek jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 lalu. Lalu untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik drastis dengan persentase mencapai 200,42 persen atau sebanyak 1.418 proyek pada kuartal pertama (Januari-Maret) ini.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, optimis nilai investasi itu akan terus meningkat. Hal itu lantaran banyaknya proyek yang masih dan bakal terus berlangsung. Salah satunya rencana pengembangan Pulau Rempang sebagai The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep ‘Green and Sustainable City’. Selain itu, beberapa rencana strategis BP Batam pun diyakini Muhammad Rudi berpotensi meningkatkan realisasi investasi ke depannya.