Meski dikenal sebagai wilayah yang identik dengan investasi, Kota Batam punya beragam potensi di bidang lain. Sektor atau bidang lain yang kini menjadi fokus pengembangan adalah pariwisata, yang menjadi salah satu penyumbang pendapatan bagi Batam. Namun, pengembangan sektor pariwisata ini dilakukan bukan tanpa alasan. Kondisi geografis yang dimiliki Batam membuat kota ini layak dijadikan sebagai daerah pariwisata.
Sebagai salah satu potensi daerah yang sangat berharga, sektor pariwisata Batam diproyeksikan akan semakin maju dan berkembang dengan pesat. Itulah yang diyakini oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi. Salah satu penyebabnya adalah karena kemampuan BP Batam dalam menangkap berbagai peluang yang ada. Ditambah lagi, reputasi Batam yang selama ini dikenal sebagai daerah investasi turut menjadi modal yang kuat dan penting dalam mengembangkan pariwisata.
Selain memiliki keyakinan yang kuat bahwa sektor pariwisata akan terus berkembang, Muhammad Rudi juga percaya bahwa pariwisata dapat menjadi solusi saat menghadapi ancaman resesi. Untuk itu, BP Batam pun segera melakukan aksi nyata dalam menggenjot potensi pariwisata yang ada di Batam. Pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata tidak luput dalam agenda pembangunan di Batam.
Dalam pembangunan infrastruktur, BP Batam berusaha untuk membuka akses seluas-luasnya dari dan menuju ke Batam. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur tersebut antara lain mencakup perluasan bandara, perluasan pelabuhan, serta pembangunan jalan dengan konsep modern. Berbagai pembangunan infrastruktur itu bertujuan untuk semakin meningkatkan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain itu, di tahun ini BP Batam juga sedang mengembangkan Pulau Rempang dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp361 triliun. Sedangkan untuk angka penyerapan tenaga kerja, diperkirakan berada di angka 306 ribu orang. Dalam konsep pembangunannya, Pulau Rempang bakal dijadikan sebagai The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dan mengusung tema Green and Sustainable City.
Ke depannya, Pulau Rempang akan menjadi kawasan industri, dan pembangunannya akan dikolaborasikan dengan kawasan pariwisata dengan konsep zona hijau. Dengan demikian, kawasan tersebut juga memberikan kemudahan koneksi antarpulau sekitar serta menyajikan zona pariwisata yang mengedepankan konservasi alam. Tidak hanya itu, di dalamnya juga akan terdapat taman burung serta zona sejarah dan kawasan agrowisata terpadu yang memanfaatkan keunggulan alam di pulau tersebut.
Pengembangan Pulau Rempang juga dilakukan lantaran sektor pariwisata telah menunjukkan tajinya. Sebab, setelah sempat mengalami kelesuan imbas dari pandemi Covid-19, sektor pariwisata mampu meningkatkan perekonomian Batam. Capaian pertumbuhan perekonomian yang mencapai 6,84% merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Keyakinan Muhammad Rudi yang menjadikan pariwisata sebagai andalan di kala industri mengalami kelesuan terbukti nyata.
Kelihaian BP Batam dalam mengelola sektor pariwisata perlu mendapatkan apresiasi dari semua pihak. BP Batam mampu mengambil langkah cerdas dan jitu dalam menghadapi tantangan global. Destinasi wisata yang dibangun tidak melulu mengandalkan wisata alam semata. BP Batam bergerak maju dan terus berinovasi mengembangkan destinasi wisata buatan.
Pembangunan kawasan ekonomi maupun kawasan lainnya diintegrasikan dengan pembangunan pariwisata. Dengan demikian, tindakan ini menjadi sebuah pembangunan yang adaptif dan solutif bagi menjawab tantangan zaman, mengingat dunia pariwisata akan selalu bertumbuh dan bersifat dinamis. Sebuah sektor yang selalu menguji inovasi dan daya kreativitas dari semua pihak.
Inilah yang harus selalu didukung oleh semua pihak, bergerak bersama dalam membangun dunia pariwisata yang ada di Batam. Harapannya adalah hal itu mampu memunculkan kerja-kerja kolaboratif yang mampu mendongkrak potensi yang dimiliki. Tentu apa yang sudah dimulai haruslah dipertahankan sekaligus ditingkatkan. Selamat bertumbuh dan berkembang, dunia pariwisata Batam!
