Berbagai faktor dibutuhkan untuk mendukung sebuah ekosistem investasi yang ada. Dengan adanya ekosistem investasi yang baik, maka akan menumbuhkan hasil yang maksimal dalam mendongkrak pendapatan serta mempercepat pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor yang wajib diperhatikan adalah pendidikan. Hal inilah yang membuat universitas di Batam terus berbenah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pesatnya kemajuan zaman juga akan dibarengi dengan pertumbuhan teknologi. Keduanya berjalan saling beriringan. Kemajuan teknologi menjadi jawaban atas tantangan kebutuhan manusia dan global yang semakin meningkat. Di sinilah peran penting pendidikan tinggi untuk mampu menjembatani antara kemajuan teknologi dengan kebutuhan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.

Dapat dikatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan muara untuk mencetak sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, universitas di Batam harus responsif dan adaptif dalam melihat peluang serta tantangan yang ada. Kemajuan teknologi tidak akan mampu optimal tanpa dibarengi dengan sumber daya yang mampu mengelolanya dengan baik dan terampil.

Universitas di Batam dan Peran Pentingnya di Masa Depan

Peranan penting yang dimiliki oleh pendidikan menjadi perhatian utama dari BP Batam. Langkah terukur dan terarah diambil oleh BP Batam. Selaku pimpinan, Muhammad Rudi BP Batam menaruh harapan besar agar universitas yang ada di Batam bisa memiliki link and match dengan dunia kerja. Putra putri di Batam harus memiliki kiprah dalam memajukan investasi.

Kesesuaian antara kemampuan sumber daya manusia dengan kebutuhan industri kerja merupakan sebuah hal berkorelasi. Hal ini sebagai bentuk jawaban atas adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah disiapkan oleh BP Batam dalam menyongsong industri global. Kehadiran KEK Nongsa Digital Park dan KEK Batam Aero Technic adalah sebuah tantangan bagi dunia pendidikan tinggi di Batam.

KEK Batam Aero Technic yang berfokus pada industri kedirgantaraan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 9.976 orang hingga tahun 2030. Pastinya akan dibutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk menyokong KEK tersebut. Terlebih lagi, Batam juga sedang berupaya untuk menargetkan diri menjadi industri kedirgantaraan di Asia Pasifik dengan melayani maintenance, repair, and overhaul (MRO).

Sementara itu, kebutuhan sumber daya manusia untuk KEK Nongsa Digital Park diprediksi mencapai 16.500 orang hingga tahun 2040. Bahkan, nilai investasinya diprediksi mencapai Rp 39,9 triliun. Bercermin pada kondisi tersebut, universitas di Batam tentunya harus bisa untuk menyediakan sumber daya manusia terbaiknya untuk mengisi posisi-posisi yang dibutuhkan dalam bisnis teknologi informasi.

Salah satu institusi pendidikan yang sudah bersiap menjawab tantangan dunia industri dan kerja adalah Politeknik Negeri Batam. Berbagai program studi yang ada memiliki kesesuaian dengan kebutuhan industri di Batam. Di Politeknik Negeri Batam, terdapat program studi yang berkaitan dengan industri digital dan juga perawatan pesawat udara. Nantinya, Politeknik Negeri Batam akan menghasilkan lulusan dengan gelar ahli madya (diploma III) dan sarjana terapan (diploma IV).

Apa yang telah dilakukan oleh BP Batam dalam mendorong sekaligus memajukan investasi haruslah mendapatkan dukungan semua sektor. Perguruan tinggi yang menjadi tumpuan dalam mempersiapkan sumber daya manusia harus mampu memberikan transfer ilmu kepada para mahasiswanya semaksimal mungkin.

Program-program kolaboratif dengan industri yang ada hendaknya semakin banyak dilakukan agar perspektif mahasiswa menjadi semakin terbuka. Perguruan tinggi juga dapat membuat mata kuliah yang mampu menjawab kebutuhan dunia kerja. Kebijakan dari pemerintah pusat melalui Merdeka Belajar turut menjadi pintu masuk untuk mengeksplorasi perkembangan teknologi maupun industri. Ini adalah momentum yang tepat untuk berbenah dan menyambut masa depan yang lebih cerah.

Universitas di Batam adalah ujung tombak dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, dan berdaya juang. Industri-industri di Batam yang semakin menyesuaikan dengan kebutuhan global hendaknya bisa menjadi sumber pembelajaran yang semakin mencerahkan bagi semua pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan. Harapannya adalah para mahasiswa juga akan mampu berpikir dan bertindak sesuai kebutuhan global bukan lagi lokal.(*)