Geliat industri di Batam sudah dimulai sejak 1980-an. Geliat ini terjadi setelah Ketua Otorita Batam, BJ Habibie, mulai membangun dan melengkapi infrastruktur di Batam untuk mendukung kebutuhan industri dan investasi. Beberapa infrastruktur itu, antara lain bandara, jalan dan jembatan, pelabuhan, telekomunikasi, jaringan listrik, waduk, dan rumah sakit.
Di Batam, puncak dari perkembangan industri berada di kisaran tahun 1990 sampai 1995. Hal tersebut ditandai dengan adanya mobilitas penduduk yang luar biasa cepatnya. Dalam kurun sekitar 20 tahun saja terjadi ledakan penduduk mencapai 3000%. Batam yang dulunya sepi menjadi dipenuhi para investor dan pekerja di bidang industri. Seiring dengan perkembangannya, jumlah industri yang berada di Batam juga meningkat pesat. Sehingga ini juga berdampak langsung terhadap penambahan kawasan industri. Semakin meluasnya kawasan industri yang dibuat, maka juga berhubungan erat dengan makin banyaknya jenis industri yang ada di Batam.
Pada masa awal, perkembangan yang terjadi hanya didominasi oleh industri yang bergerak dalam bidang minyak dan gas, telekomunikasi, konstruksi, elektronik dan plastik. Namun, beriringan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan, industri-industri di Batam juga banyak mengalami penyesuaian jenisnya. Mengacu kepada klasifiksi industri yang berdasarkan kepada International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) revisi 4. Kemudian dalam perkembangannya, telah disesuaikan dengan konteks di Indonesia dengan menganut kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009. Industri di Batam dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Makanan
- Minuman
- Pengolahan tembakau
- Tekstil
- Pakaian jadi
- Kulit, barang dari kulit dan alas kaki
- Kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya
- Kertas dan barang dari kertas
- Pencetakan dan reproduksi media rekaman
- Produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
- Bahan kimia dan barang dari bahan kimia
- Farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional
- Karet, barang dari karet dan plastik
- Barang galian bukan logam
- Logam dasar
- Barang logam, bukan mesin dan peralatannya
- Komputer, barang elektronik dan dan optik
- Peralatan listrik
- Mesin dan perlengkapan ytdl
- Kendaraan bermotor, trailer dan semitrailer
- Alat angkutan lainnya
- Furnitur
- Pengolahan lainnya
- Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
Selain industri manufaktur, BP Batam juga akan menggenjot industri jasa yang ada. Sehingga nantinya akan bisa berjalan bersamaan dengan industri manufaktur. Adapun yang menjadi fokus industri jasa yang akan dikembangkan adalah di bidang pariwisata, logistik, perbaikan dan pemeliharaan pesawat (MRO), pendidikan dan keuangan, dan kesehatan. Rencana lainnya yang akan dikembangkan juga adalah menjadikan Batam sebagai kota digital dan pusat pertumbuhan start up. Pernyataan tersebut sesuai dengan peta jalan revolusi industri 4.0 dan didukung pula dengan adanya Nongsa Digital Park.
Batam juga tetap memberikan pilihan dalam melakukan investasi bagi para calon investor. Ada beberapa jenis industri yang masuk ke dalam industri unggulan, baik untuk investor asing maupun dalam negeri. Industri unggulan bagi modal asing meliputi industri di bidang logam dan mesin, kulit (karet, plastik, dan kemasan), elektronik, perkapalan, dan migas. Sedangkan untuk modal dalam negeri, dapat berinvestasi pada bidang industri jasa seperti transportasi, industri konstruksi, logam dan mesin, serta perkapalan.
Di Batam, setiap tahunnya industri semakin meningkat dengan pesat. Pergerakan pasar dan kebutuhan juga menuntut industri untuk terus beradaptasi. Beraneka ragamnya jenis-jenis industri tentu akan semakin membuat investor dengan mudahnya untuk memilih industri yang menjadi target penanaman modal. Investor pun juga semakin dimudahkan dengan adanya industri unggulan yang sudah disediakan.
Saatnya Anda menentukan, di industri manakah Anda akan berinvestasi?