Pulau Batam pada masa lampau merupakan kawasan yang dikembangkan sebagai daerah industri dan pusat kegiatan alih kapal. Di satu sisi, Batam juga dijadikan sebagai basis logistik Pertamina periode akhir 1960-an hingga 1976.
Dalam periode yang sama, dengan aturan serta tujuan yang lebih rinci, yaitu menjadikan Batam sebagai kawasan industri, maka dibangunlah sejumlah infrastruktur pendukung. Mulai dari pembangunan Bandara Hang Nadim, Pelabuhan Sekupang dan Batu Ampar, Waduk Sei Harapan, Baloi, dan Nongsa, penyediaan listrik, telekomunikasi, pembangunan jalan, dan perumahan.
Pembangunan ragam infrastruktur Batam pun terus berkembang seiring waktu. Infrastruktur jalan terus diperluas, dan jumlah waduk turut ditambah guna memastikan kebutuhan air di Batam terjaga.
Perkembangan pesat Batam dapat dilihat kala arah pembangunan kawasan ini diubah. Batam kemudian dibangun tidak hanya sekadar menjadi basis logistik Pertamina saja. Melainkan dibangun menjadi proyek nasional yang memberikan nilai tambah tinggi dengan mewujud menjadi daerah industri berteknologi tinggi, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata.
Kini, apa-apa yang telah dibangun di masa lalu seakan menuai hasilnya. Ragam pembangunan yang dilakukan bertahap kala itu telah berhasil membawa Batam ke arah sebagaimana yang dicita-citakan. Badan Pengusahaan (BP) Batam selaku otoritas pengembang kawasan ini pun tak kemudian berpuas diri.
Estafet pembangunan dan pengembangan Batam terus digesa demi memajukan negeri. Apa-apa yang telah dibangun dulu juga mengalami perkembangan signifikan hari-hari ini.
Namun, perkembangan itu tidak berhenti pada beberapa fasilitas atau kawasan-kawasan tertentu saja, melainkan terus berkembang dan berlanjut sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor transportasi, yakni jalan raya.
Pembangunan jalan diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas serta memperlancar pergerakan barang dan jasa. Selain itu, infrastruktur jalan ini turut terintegrasi dengan sektor lainnya seperti pariwisata dan kebutuhan masyarakat.
Sektor yang juga tak kalah penting ialah rencana pengembangan pelabuhan dan bandara untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi. Bandara Internasional Hang Nadim, yang sudah ada sejak lama, telah ditingkatkan menjadi bandara kelas dunia dengan fasilitas modern. Ini akan membantu memperlancar transportasi udara dari dan ke Batam, yang penting untuk mendukung sektor ekonomi yang berkembang pesat.
Dari sisi laut, BP Batam berencana menambah daya tampung kontainer Pelabuhan Batu Ampar. Dengan tujuan agar memperbanyak daya tampung kontainer yang singgah di Batam, serta mempercepat proses bongkar muat barang.
Kemudian pembangunan terminal kargo di Bandara Internasional Hang Nadim juga turut dilakukan, sebagai upaya mendukung Batam menjadi hub logistik internasional.
Secara angka, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) BP Batam dalam 4 tahun terakhir, yang mencakup lima kegiatan prioritas dengan 10 indikator telah memperoleh capaian rata-rata kuantitatif sebesar 74,6 persen. BP Batam optimis capaian itu akan menyentuh angka 95 persen akhir 2024 ini.
Adapun beberapa kegiatan strategis BP Batam periode 2020-2024 meliputi Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Pengembangan Bandara Hang Nadim, Pengembangan Infrastruktur Jalan dan Air Bersih, Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Pengembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Pertumbuhan ekonomi Batam juga terus meningkat dalam 3 tahun terakhir. Hal yang didasari oleh arah kebijakan BP Batam memprioritaskan pembangunan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini meningkat tajam hingga 7,04 persen sepanjang tahun 2023, serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau sebesar 5,20 persen dan nasional 5,05 persen.
Berkat pengembangan infrastruktur ini, BP Batam yakin akses dan proses bisnis di Batam akan semakin mudah. Lebih lagi setelah terbitnya PP 41 Tahun 2021 yang mengamanatkan kemudahan perizinan berusaha di KPBPB Batam.
Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, realisasi investasi tahun 2023 secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar Rp2,38 triliun atau meningkat 18 persen jika dibandingkan tahun 2022 lalu.
Dalam data tersebut, total realisasi investasi di Batam tahun 2023 sebesar Rp15,6 triliun. Dengan rincian, investasi dari PMDN sebesar Rp6,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp8,8 triliun.
Arah pembangunan dan perkembangan Batam kini sebenarnya tak lepas dari komitmen Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, yang meyakini kemajuan kawasan ini jadi upaya mengembangkan Batam untuk kemajuan negeri, dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya.
Sederet pembangunan Batam dulu dan kini serta pekembangannya, kemudian jadi semacam refleksi akan semangat kemajuan negeri. Bergerak serta bertumbuh untuk Batam Kota Baru demi Indonesia maju.