Kota Batam dan kawasan investasi acap kali jadi hal yang tidak terpisahkan dan berkelindan. Keduanya tumbuh beriringan seiring perkembangan kawasan ini, yang turut membuka peluang pertumbuhan ekonomi.
Selain letaknya yang strategis, berada di jalur perdagangan internasional, pertumbuhan serta pengembangan infrastruktur Batam yang luar biasa menjadi salah satu faktor penting dalam menarik investasi.
Tidak hanya itu, kemudahan perizinan serta meningkatnya kualitas pelayanan turut menjadi keunggulan lain yang dapat memacu peningkatan nilai investasi di Batam ke depan. Satu dua hal buah kerja keras Badan Pengusahaan (BP) Batam, yang terus mengembangkan kawasan ini sejak 1970-an.
Dalam rangka menjadikannya sebagai tempat yang kompetitif secara ekonomis terhadap negara-negara Asean lainnya, Batam menerapkan konsep Competitive Differentiation yang mengedepankan daya saing karena adanya perbedaan dengan kawasan sejenis. Untuk menumbuhkan minat investasi, Batam pun menawarkan beberapa keunggulan.
Di antaranya adalah lokasi yang strategis dekat jalur laut internasional Selat Malaka dan Selat Singapura, serta negara Asean lainnya, memiliki insentif yang menarik seperti pembebasan pajak ekspor-impor, dilengkapi dengan infrastruktur modern seperti bandara dan pelabuhan internasioal, termasuk infrastruktur lainnya seperti jalan raya, waduk, dan jaringan listrik.
Di sisi lain, BP Batam juga terus menjalankan berbagai langkah strategis sebagai upaya meningkatkan nilai ekspor, di antaranya melalui peningkatan daya saing dan penyiapan produk unggulan. Hal yang didukung oleh penetapan Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ), dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dua hal yang diharapkan menjadikan Batam lebih kompetitif di Asia Tenggara dalam menarik minat investasi asing.
Dengan keunggulannya itu, maka Batam kemudian dikenal sebagai kota industri sejak pengembangannya 5 dekade silam. Secara angka, setidaknya terdapat 1.309 industri unggulan yang dimiliki Batam. Industri ini pun berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Adapun kategori industri unggul untuk PMA yang telah dikembangkan di Batam mencakup 109 perusahaan logam dan mesin, 85 perusahaan kulit, karet, plastik, dan kemasan, 77 perusahaan elektronik dan elektrika, 66 perusahaan perusahaan perkapalan dan penunjang, dan 39 perusahaan migas dan penunjang.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, BP Batam melihat peluang usaha di sektor PMDN juga harus dijadikan sebagai industri unggulan. Hal yang dilakukan untuk membangun dan meningkatkan usaha kecil dan menengah (UMKM). Jenis industri PMDN yang telah menjadi prioritas industri unggulan adalah 184 perusahaan jasa transportasi, 106 perusahaan jasa industri konstruksi, 85 perusahaan industri logam dan mesin, 85 perushaan jasa industri, dan 72 perusahaan industri perkapalan dan penunjang.
Dengan diterapkannya prioritas unggulan ini, BP Batam berharap aktivitas industri dapat membawa efek ganda yang luas bagi peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.
Untuk menjadikan Batam semakin menarik minat investasi, sejumlah fasilitas pendukung usaha dan konektivitas talah dibangun BP Batam. Di antaranya 1 bandara internasional, 5 pelabuhan internasional penumpang dan 4 pelabuhan kargo, 6 jembatan penghubung Batam, Rempang, dan Galang, 7 waduk dengan kapasitas 3,535 liter/detik, intaslasi pengelolaan air limbah, kapasitas listrik sebesar 538.95 MW, 1.670 km jalan raya, 111.700 line unit telepon dan fibre optic internet back bone mencapai 1Gbps, dan pusat pelayanan IT BP Batam dengan keunggulan disaster recovery.
Segala pengembangan ini pun dilakukan guna menjadikan Batam kawasan ramah investasi, dan kemajuan di dalamnya diharapkan membuka peluang akan pertumbuhan ekonomi. Satu upaya menjadikan Kota Batam kawasan berdaya saing di Asia Tenggara, dan turut berperan memajukan Indonesia.