Pengembangan Batam yang Menjawab Kebutuhan Zaman

Kota Batam dan kawasan berkembang seringkali terucap dalam satu tarikan napas. Suatu hal yang telah melekat pada Batam berkat sederet pengembangan, dan ragam pertumbuhan positif di dalamnya.

Sejak awal pengembangannya, Batam memang dirancang jadi kawasan yang adaptif akan kebutuhan zaman dan keadaan. Meski begitu, bukan berarti pula kawasan ini kehilangan identitasnya. Ragam pembangunan yang ada bahkan membuat Batam turut memainkan peran penting pada perputaran roda ekonomi negeri.

Ini dapat dilihat dari keseriusan Badan Pengusahaan (BP) Batam yang terus mengembangkan dua sektor penting, dalam upaya menjadikan Batam semakin berdaya saing. Keduanya ialah bandara dan pelabuhan.

Bandara dan pelabuhan telah sejak lama jadi fokus BP Batam dalam mengembangkan kawasan ini. Tidak hanya jadi pintu gerbang mobilitas manusia saja, keduanya bahkan dicanangkan jadi sektor pendukung yang menggerakkan perekonomian.

Bandara Hang Nadim resmi beroperasi pada 1973 dengan status pelabuhan udara khusus untuk menunjang operasional Pertamina. Seiring peningkatan pertumbuhan dan fungsi, pada 1995 Hang Nadim resmi ditetapkan sebagai bandara internasional yang melayani rute penerbangan domestik dan luar negeri.

Lalu pada 1999, Hang Nadim ditetapkan sebagai Bandara Kelas Satu Utama yang menjadikannya sebagai Hub Airport dan Entry Port untuk penerbangan internasional keluar dan masuk wilayah Indonesia.

Untuk menunjang Kota Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) yang memiliki daya saing di kawasan regional, Hang Nadim dikembangkan dengan konsep hub logistik atau pusat logistik. Konsep ini berfokus pada kegiatan logistik, kargo ekspor, dan impor.

Lalu sejak 2023, pengoperasian dan pengelolaan Bandara Hang Nadim dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Lewat KPBU ini, Hang Nadim dikelola dan dioperasikan oleh PT Bandara Internasional Batam (BIB), yang dibentuk lewat konsorsium dari tiga perusahaan.

Dua di antaranya merupakan BUMN dan satu perusahaan lainnya adalah Incheon International Airport Corporation yang telah berpengalaman dalam menangani kargo dan penumpang. Incheon bahkan telah menghubungkan 90 maskapai dari 54 negara ke 188 destinasi.

Selanjutnya, akan dibuka pula jalur penerbangan domestik seluruh Indonesia juga rute internasional ke Cina, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, dan Thailand serta perjalanan ibadah umrah/haji untuk pertama kalinya.

Sementara pelabuhan, dikembangkan dengan landasan letak geografis Batam yang dekat dengan Selat Melaka, dan memberikannya keunggulan dalam perdagangan internasional. Karena letaknya yang strategis, Pelabuhan Batu Ampar dikembangkan sebagai upaya menjadikannya sebagai pusat perdagangan dan pelayaran internasional.

Kini, Batam telah memiliki 6 pelabuhan penumpang, yang 5 di antaranya melayani rute internasional. Lalu juga ada 4 pelabuhan kargo yang terus berbenah dan bertranformasi, demi meningkatkan efisensi dan daya saingnya guna menarik lebih banyak investasi serta menggerakkan roda ekonomi.

Selain itu, Batam turut didukung oleh infrastruktur yang terus dikembangkan, seperti jalan raya terkoneksi dan fasilitas pendukung logistik lain. Dengan adanya kawasan industri yang berkembang pesat, Batam memiliki potensi besar untuk menjadi pusat distribusi barang-barang produksi dalam skala regional maupun internasional.

Upaya mewujudkan itu dapat terlihat dari transformasi Pelabuhan Batu Ampar lewat kolaborasi BP Batam dengan PT Persero Batam. Transformasi itu dimulai dari pengembangan Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar menjadi terminal berstandar internasional dan lebih modern. Bahkan sejak mulai dioperasikannya satu unit Ship to Shore (STS) Crane dan dua unit Mobile Harbor Cranes untuk melayani bongkar muat kapal peti kemas, produktivitas di TPK Batu Ampar meningkat menjadi 40-50 boks per jam. Sementara sebelumnya produktivitasnya hanya mencapai 8-10 boks per jam dengan crane konvensional.

Secara angka, kinerja bongkar muat peti kemas pada Semester I Tahun 2024 mencapai 313 ribu TEUs, atau naik 7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Transformasi ini juga memungkinkan TPK Batu Ampar melayani direct callatau pelayaran internasional langsung, dengan rute perdana Batam-China yang dimulai pada Maret 2024. Lalu pada Agustus 2024, direct call kedua Batam-Yangon, Myanmar, juga telah dimulai yang membuka peluang baru dalam distribusi barang internasional.

Seiring jalannya waktu, Batam terus dikembangkan dan dilengkapi dengan sederet sarana-prasaran lengkap. Seperti jalan raya, pelabuhan domestik dan internasional, waduk, dan pembangkit listrik. Hal yang dilakukan guna menjadikan Batam jadi kawasan industri berbasis teknolog tinggi, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata.

Perkembangan Batam kini tak lepas dari rencana dan kebijakan strategis Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, yang cermat dan berani mengambil keputusan. Keberanian itu terlihat dalam komitmenya memprioritaskan pembangunan infrastruktur kemajuan kota, yang akhirnya memberikan stimulus terhadap ekonomi Batam pasca pandemi Covid-19.Pada tahun 2021, ekonomi Batam tumbuh 4,75 persen setelah di tahun 2020 mengalami -2,55 persen. Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Batam meroket dengan capaian 6,84 persen di saat daerah lain tengah bangkit usai hantaman pandemi. Lalu pada 2023, ekonomi Batam tumbuh hingga 7,04 persen.

Bagikan:

Nomor telepon Pemadam Kebakaran

PBK Batu Ampar

PBK Duriangkang

PBK Sekupang

PBK Sagulung

PBK Sei Panas

Nomor Telepon RS BP Batam