Batam Terus Berkembang sebagai Tujuan Investas

Pada tahun 1970 Pulau Batam mulai berkembang dengan ditetapkan sebagai basis logistik dan operasional industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Adalah Ibnu Sotowo, orang pertama yang ditunjuk menjadi Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.

Setahun berselang, terbit Keppres No. 74 Tahun 1971  dan menandai lahirnya lembaga bernama Otorita Batam. Meski hanya menjabat selama 3 tahun, Ibnu Sutowo berperan penting sebagai tonggak mula pembangunan di Batam. Mulai dari konsep Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone), infrastruktur pelabuhan, pembangunan waduk, penyediaan listrik, telekomunikasi dan jalam, hingga pembangunan bandara. 

Pengembangan Batam kian pesat ketika BJ Habibie menjabat sebagai Ketua Otorita Batam pada 1978 hingga 1998. Di tangan Ketua Otorita Batam ketiga ini, Batam berkembang pesat dengan mengubahnya menjadi proyek nasional yang memberikan nilai tambah tinggi bagi kepentingan Indonesia. BJ Habibie bahkan sukses menjadikan Batam sebagai daerah industri berteknologi tinggi, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata.

Seiring berjalannya waktu, pada 2008 Otorita Batam berganti nama menjadi Badan Pengusahaan (BP) Batam menyusul penetapan Batam, Bintan, dan Karimun menjadi Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone) oleh pemerintah pusat.

Apa yang telah dilakukan pimpinan BP Batam mengembangkan kawasan ini kemudian membuahkan hasil. Pengembangan Batam sebagai kawasan industri pun kian dilirik oleh investor luar dan dalam negeri.

Lewat data terbaru, pada tahun 2022 lalu, Kementrian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilai USD 746,85 juta dengan jumlah proyek sebanyak 1.738.

Jumlah investasi dari PMA tersebut, meningkat sebesar 48,5 persen dibandingkan tahun 2021 lalu yang tercatat sebesar USD 504,17 juta. Pada tahun 2022, komiditas PMA terbesar masih sama seperti tahun 2021, yakni golongan barang mesin/peralatan listrik dengan kenaikan 3,31 persen.

Untuk negara dengan kontribusi terbesar masih dipegang Singapura dengan investasi sebesar USD 480,2 juta. Kemudian disusul Perancis sebesar USD 91 juta, Jerman USD 45,3 juta, Taiwan USD 41,3 juta, dan Hongkong sebesar USD 28,1 juta.

Tidak hanya Asia, sejumlah negara Eropa juga mulai mendominasi kegiatan investasi di Kota Batam. Hal ini dapat dilihat dari data realisasi investasi Kota Batam pada triwulan 1 tahun 2023. Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, terdapat 8 negara dari Eropa yang berkontribusi dalam peningkatan realisasi investasi PMA di Kota Batam.

Kedelapan negara tersebut yakni Norwegia, Finlandia, Swiss, Inggris, Belanda, Jerman, Luxembourg, dan Perancis.yang menyumbangkan investasi kuartal I Kota Batam sebesar USD 7,12 juta dengan 55 proyek. Benua Eropa menduduki peringkat kedua dalam kontribusinya dalam realisasi investasi PMA setelah negara-negara dari Asia.

Peningkatan nilai investasi ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2022 lalu. Dałam data yang sama, investasi luar negeri di Batam naik 48,5 persen atau sebesar USD 746,85 juta dengan jumlah 1.738 proyek. Di tahun 2022, realisasi investasi mencapai Rp13,63 triliun. Dengan PMA yang memiliki persentase cukup dominan yakni sebesar 82 persen atau setara dengan Rp11,11 triliun.

Angka tersebut cukup dominan jika dibandingkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang hanya mencapai Rp 2,52 triliun dengan total 2.153 proyek. Keberhasilan BP Batam di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi mendongkrak peningkatan nilai investasi luar negeri  juga memberikan pengaruh positif terhadap realisasi PMA di Provinsi Kepri. Membuat Kota Batam sukses menyumbang persentase cukup besar terhadap realisasi investasi PMA Provinsi Kepri yaitu sebesar 79,97 persen.

Muhammad Rudi menyampaikan, ada lima sektor yang menarik minat investor luar negeri. Pertama adalah industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam dengan realisasi investasi Rp4,24 triliun. Kedua, industri kimia dan farmasi dengan realisasi investasi Rp2,46 triliun.

Selanjutnya industri makanan dengan realisasi investasi Rp2,09 triliun. Kemudian sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan total realisasi Rp1,14 triliun.

Terakhir, sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan realisasi Rp0,94 triliun. Dari kelima sektor tersebut, hanya sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran yang didominasi oleh investor dalam negeri.Keberhasilan atas peningkatan investasi ini tentu saja tidak lepas dari kerja-kerja banyak pihak. Utamanya peran serta BP Batam yang terus menjamin kemudahan investasi serta menjaga keamanan di Batam. Hal yang harus terus ditingkatkan guna menjaga ritme denyut nadi investasi yang kian menjanjikan.

Bagikan:

Nomor telepon Pemadam Kebakaran

PBK Batu Ampar

PBK Duriangkang

PBK Sekupang

PBK Sagulung

PBK Sei Panas

Nomor Telepon RS BP Batam